Rabu, 06 Juni 2012

mendaki gunung karmel santo Yohanes dari salib

mendaki gunung karmel..sungguh buku yang cukup berat untuk ku baca..tetapi aku hrs komit dg diriku sndiri kalo aku musti menyelesaikan membaca buku itu :-)
ada banyak hal yg kudapat dari buku itu..ada perang batin yg kurasakan, mengingat latar ku yg bukan dari seorang yg idupnya membiara, jd wajar aja smua terasa berat, terutama dalam hal pikiranku dulu yg merasakan berat, mungkin kalo ku jalani ga akan terlalu berat.
mengapa aku bisa sampai ingin membaca buku ini?apa yg mendorongku begitu memperbaharui kehidupan rohani ku?
awal kisah pertobatanku dimulai pd pertengahan maret 2012, dimana pd waktu itu aku mengikuti retret mengatasi kelemahan di lembah karmel, cikanyere.utk catatan, sebelumnya aku sdh pernah mengikuti retret awal pd akhir agustus 2008 ditempat yg sama juga.
waktu ikut retret awal itu, kata temenku, aku blm dapat jamahan dari TUhan, karena abis ikut retret awal, aku masi tetap ke gaya idup lama (yg pasti penuh dosa).
ga mau membahas banyak tentang masa laluku di page ini, nanti akan ku bahas di page lainnya.karena yg akan ku bahas adalah tentang buku yg ku baca.

buku mendaki gunung karmel st. Yohanes dari salib, diawali dengan riwayat singkat Yohanes Salib, lahir dari keluarga yang miskin dengan nama Juan de Yepes Y Alvarez pada tanggal 24 juni 1542 di fontiveros, spanyol, tak jauh dari Avila, kota kelahiran Santa Teresa.
untuk lebih lengkapnya sdh banyak blog yg berisi lebih lengkap ttg buku ini. saya tdk mau membahasnya lbh lengkap, mengingat saya juga agak malas dalam mengetik, karena selama ini saya jarang nge-blog, lebih suka ke pembuatan puisi :-)
disini saya mau lebih banyak mengetikkan apa yg saya baca dari buku ini.
wuihh..memang sulit sekali untuk kuterapkan dalam hidupku sehari-hari, mungkin dengan adanya kuasa roh kudus saja aku bisa menjalaninya, karena memang amat sangat sulit, bertentangan sekali dengan karakter ku.
mendaki gunung karmel itu untuk berjumpa dengan Tuhan di atas puncak karmel itu, ketika kita ingin mendaki gunung itu, berarti kita sedang berada di lereng gunung.yang kita perlukan adalah tidak perlu membawa apapun, kita dalam keadaan kosong dan kosong.banyak lagi penyangkalan diri yang harus kita lakukan. saya suka ayat2 yg saya baca ini :

Untuk mencapai kepuasan dalam semuanya, jangan menginginkan kepuasan apapun.
Untuk dapat memiliki segalanya, jangan ingin memiliki apa-apa.
Untuk dapat menjadi segalanya, jangan ingin menjadi apa-apa.
Untuk sampai pada pengenalan akan segala sesuatu, janganlah ingin tahu apa-apa.
Untuk mencapai kesenangan yang tidak kau miliki, engkau harus melewati jalan dimana engkau tidak menikmati kesenangan.
Untuk sampai pada pengenalan yang tdk kau miliki, engkau harus melewati jalan di mana engkau tidak mengenal.
Untuk sampai pada milik yang tidak dapat kau miliki, engkau harus melewati jalan di mana engkau tidak bermilik.
Untuk menjadi apa yg bukan adamu, engkau harus melewati jalan di mana engkau bukan apa-apa.


Bila kamu berpaling pada sesuatu, engkau berhenti mengarahkan dirimu pada segala.
Karena untuk pergi dari segala ke segalanya, engkau harus menyangkal dari seluruhnya dalam segalanya.
Dan apabila engkau sampai memiliki segalanya, engkau harus memilikinya tanpa menginginkan apa_apa.


Karena apabila engkau menginginkan sesuatu dalam segalanya hartamu dalam Allah bukan segalanya bagimu.
Dalam ketelanjangan ini roh menemukan ketenangan dan istirahat
Karena dengan tidak mendambakan apa-apa tidak ada apa-apa yg mengangkatnya dan
tidak ada apa-apa yg membebaninya ke bawah, karena ia berada pada pusat kerendahan hatinya.
Apabila ia mendambakan sesuatu dalam keinginan iniah ia dijemukan.


Dalam buku ini juga dibahas tentang stanza-stanza, ada 8 stanza yg berisi kidung tentang kebahagiaan jiwa yang telah melewati malam gelap iman, dalam ketelanjangan dan pemurnian, persatuan dengan kekasihnya yaitu Allah sendiri.

Stanza Pertama
Suatu malam yang gelap, terbakar oleh kerinduan cinta yang mendesak.
Oh rahmat yang tak terkatakan
aku keluar tak terlihat, Rumahku sekarang seluruhnya hening


Stanza Kedua
Dalam kegelapan dan dengan aman, lewat tangga rahasia, tersamar,
Oh Rahmat yang tak terkatakan
dalam kegelapan dan tersembunyi
Rumahku sekarang seluruhnya hening


Stanza Ketiga
Pada malam yang bahagia itu,
secara rahasia, karena tak seorangpun melihatku
aku pun tak melihat sesuatu pun
tanpa terang lain atau pembimbing
selain yang membara dalam hatiku


Stanza Keempat
ini menuntun aku, lebih pasti daripada terangnya siang hari
ke tempat di mana ia menantiku
Dia yang begitu kukenal
di suatu tempat di mana tak seorang pun muncul


Stanza Kelima
oh malam yang membimbing
oh malam yang lebih indah daripada fajar
oh malam yang telah mempersatukan sang kekasih dengan yang di kasihi-Nya
mengubah yang dikasihi dalam kekasihnya


Stanza Keenam
pada dadaku yang penuh bunga, yang kusimpan hanya untuk Dia saja
di sanalah Dia berbaring, tidur dan aku membelai-Nya
di sana dalam hembusan cedar yang sejuk


Stanza Ketujuh
Ketika angin berhembus dari menara
ketika kusibakkan rambut-Nya
leherku dilukai
dengan tangannya yang lembut
menghentikan segala inderaku


Stanza Kedelapan
Kuabaikan dan kulupakan diriku
sambil meletakkan wajahku pada kekasihku
segalanya berhenti, aku keluar dari diriku
meninggalkan kesusahanku
terlupa di antara bunga-bunga bakung


aku menemukan banyak kata2 yg susah sekali kumengerti, aku butuh petunjuk, aku butuh seseorang yg bisa meringkaskannya buat aku, lebih mudah dan enak rasanya jika ada org yg sdh membaca buku ini dan bersedia menjelaskan kepada ku :-) karena rasa malas mulai muncul lagi.terutama dalam pikiran ku.

Tuhan ingin kita seperti Yesus yang didalam hidup-Nya tidak mempunyai kesenangan lain, tidak pula menginginkan sesuatu yang lain, kecuali melakukan kehendak Bapa-Nya, yang disebut-Nya makanan-Nya.
ada tahap dimana ketika kita mendapatkan hiburan-hiburan rohani, seperti berbahasa roh, janganlah kita melekat pada hiburan2 itu, karena itu akan membuat kita tidak lagi berfokus pada Allah.
jadi kesimpulannya, tetaplah kosong dan kosong dan kosong untuk bisa sampai ke puncak gunung karmel.tetapi harus ingat akan banyak godaan pastinya utk sampai ke tempat itu.ketika kita diberikan rahmat2 untuk bisa menyembuhkan, bernubuat dan lainnya, kita juga harus hati2, iblis juga akan bisa memperluas semua itu untuk kita, karena iblis sangat pintar, dia tau apa yang menjadi kelekatan kita, disitu pula iblis akan bekerja.
so...jangan melekat pada apapun jika ingin mencari Allah, jika ingin bersekutu dengannya, jangan ada keinginan, biarkan saja kosong..sehingga iblis tidak mempunyai celah utk masuk melalui keinginan atau kelekatan yang ada pada kita.
selamat menjalani idup kosong dan kosong mulian.dimana ada kemauan di situ ada jalan.:-) God Bless Me always...cia youuu...





1 komentar:

  1. Mau tanya, buku ini terbitan mana ya, dan bisa dibeli dimana? Apakah ke-3 buku Yohanes dari Salib lainnya sudah diterjemahkan semua? (Malam Gelap Jiwa, Madah Rohani, Nyala Cinta Yang Hidup). Kalo gak keberatan, tolong dijawab via email: joviemaria at yahoo dot com, saya sedang mencarikan buku ini utk seorang teman, thanks... :)

    BalasHapus